PELAJARI JURUS PENGINDRAAN HOAX, MAHASISWA UIN SALATIGA IKUTI SEKOLAH KEBANGSAN “MENCETAK GENERASI CERDAS LITERASI DIGITAL” YANG DIPRAKARSAI OLEH MASYARAKAT ANTI FITNAH INDONESIA

Salatiga, 19 November 2023 – Pada hari ini, Prodi Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, bekerja sama dengan Komunitas Tular Nalar, diinisiasi oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), dan didukung oleh Google.org, berhasil menyelenggarakan acara Sekolah Kebangsaan dengan tema “Mencetak Generasi Cerdas Literasi Digital.” Acara ini berlangsung di Kampus Susu Bergoyang, Sumogawe, Kabupaten Semarang, mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, dan dihadiri oleh lebih dari 100 peserta, terutama mahasiswa UIN Salatiga.

Tujuan utama dari acara ini adalah memberikan imunitas kepada peserta pelatihan, khususnya para mahasiswa UIN Salatiga, dalam menghadapi informasi yang berpotensi hoaks. Dalam menghadapi era informasi digital yang begitu cepat dan bebas, kecerdasan literasi digital menjadi kunci utama untuk menjaga kebenaran informasi dan menghindari penyebaran hoaks yang merugikan.

Acara ini dibagi menjadi 10 kelompok Focus Group Discussion (FGD), yang masing-masing membahas tentang Pengindraan Hoaks atau Prebunking Hoax terkait Pemilu. Setiap kelompok didampingi oleh seorang fasilitator yang sebelumnya telah tersertifikasi melalui kegiatan Training of Trainers (ToT) dari Komunitas Tular Nalar. Diskusi dalam FGD difokuskan pada bagaimana melakukan Prebunking Hoax, strategi untuk mencegah masyarakat, khususnya generasi muda, menjadi korban dari informasi palsu yang dapat memengaruhi opini mereka, terutama menjelang Pemilu 2024.

Ahmad Faidi, M.Hum., selaku Kaprodi Sejarah Peradaban Islam UIN Salatiga, menyampaikan sambutannya dengan penuh semangat. Beliau mengatakan, “Upaya terbaik yang bisa kita lakukan hari ini adalah mempersiapkan generasi muda untuk cerdas literasi digital yang siap mengatakan tidak pada hoaks dan penyelewengan sejarah. Mari kita menjadi tangguh dalam menghadapi arus informasi yang begitu deras tanpa kontrol ini.”

Peserta yang berasal dari Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora tampak sangat antusias mengikuti acara ini, terutama ketika mereka diberikan permainan yang menantang tentang distorsi informasi menggunakan pesan berantai via kertas. Melalui permainan ini, peserta diajak untuk lebih memahami bagaimana informasi dapat distorsi dan menjadi tidak akurat ketika tersebar secara tidak benar.

Selain itu, pada pelatihan ini, peserta juga diajak untuk menganalisis berita hoaks yang pernah beredar di Indonesia. Salah satu contoh yang dibahas adalah berita tentang pembagian Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk Warga Negara Asing (WNA) asal China. Peserta diajak untuk memberikan tanggapannya dengan mengaitkan dengan aspek Peta Empati, yaitu Lihat, Dengar, Pikir, Ucap. Hal ini diharapkan dapat melatih peserta untuk lebih kritis dalam menilai informasi yang mereka terima.

Selain itu, dalam rangka menghadapi Pemilu 2024, pembahasan tentang potensi pengacauan informasi melalui 3 kacau, yaitu kacau isi, kacau diri, dan kacau emosi, menjadi topik yang tidak kalah penting. Ketiga kacau ini disinyalir akan muncul pada info-info palsu yang tersebar di media sosial. Oleh karena itu, peserta diajak untuk memahami dan mengenali ciri-ciri dari ketiga jenis kacau tersebut agar mereka dapat menjadi penangkal yang efektif terhadap informasi palsu.

Penyelenggara, khususnya Prodi Sejarah Peradaban Islam, sangat berharap bahwa kegiatan semacam ini dapat menjadi langkah awal yang penting dalam melawan penyebaran hoaks dan informasi palsu. Mereka berharap agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali, karena generasi muda, terutama pemilih pemula, merupakan variabel penentu bagi masa depan Indonesia. Jika anak muda dapat menjadi tidak rentan terhadap berita hoaks, maka pada akhirnya, masyarakat kita akan menjadi tangguh dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak benar, serta terhindar dari manipulasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Acara Sekolah Kebangsaan “Mencetak Generasi Cerdas Literasi Digital” di UIN Salatiga berhasil menciptakan ruang diskusi yang produktif dan interaktif, memberikan peserta wawasan yang lebih mendalam mengenai pengindraan hoaks, prebunking strategis, dan cara menghadapi potensi pengacauan informasi menjelang Pemilu 2024. Semoga acara ini dapat menjadi model untuk kegiatan serupa di masa mendatang, guna menciptakan masyarakat yang cerdas dan waspada terhadap informasi digital. (Luthfiyadin Rizqi)