Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, UIN Salatiga mengadakan Kuliah Umum dengan tema “Sengkarut Palestina dan Solusinya” yang diikuti oleh 100 mahasiswa di Masjid Ath-Thayyar, Kampus 2, pada Senin (04/12/2023). Hadir sebagai pembicara Dr. Drs. M. Aji Surya, S.H, M. Si (Wakil Dubes RI di KBRI Cairo, Mesir tahun 2019 – 2023) dan Dr. Agus Ahmad Su’aidi, Lc, MA, (Ketua Jurusan di Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora UIN Salatiga, dan Ketua Majlis Ulama’ Indonesia (MUI) Kota Salatiga), dan sebagai moderator Dr. Sri Guno Najib Chaqoqo, MA, (Kaprodi prodi Bahasa dan Sastra Arab Fuadah, UIN Salatiga).
Prof. Adang Kuswaya, M.Ag., Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora dalam sambutannya menyampaikan bahwa kehadiran para pemateri dalam Kuliah Umum ini luar biasa, khususnya para mahasiswa Sejarah Perdaban Islam (SPI) atau lainnya akan mendapatkan wawasan baru tentang Palestina dan Israel.
“Saya berharap, setelah kuliah umum ini para mahasiswa akan mendapatkan pemahaman baru tentang Isu yang berkembang saat ini,” ujar Prof. Adang.
Guru besar bidang Ilmu Hadis juga menambahkan bahwa peperangan yang terjadi antara Palestina dan Israel sejarah lama yang harus di ketahui oleh generasi millienial. “Kehadiran dua pemateri ini bisa menjadi informasi bagi generasi minimal agar lebih mengetahui sejarah dari Palestina dan Israel,” pungkasnya.
Dr. M. Aji Suryo, dalam paparannya mengatakan yang terjadi di Israel sebenarnya antara Israel dengan Hamas, bukan dengan Palestina. Kemudian posisi dari Israel sekarang ini hanya bisa bertahan, karena kehabisan masyarakatnya dan logistiknya.
“Berhentinya gencatan senjata beberapa hari ini mempunyai kesempatan yang baik untuk Israel dan Hamas. Karena Israel bisa memperbarui senjata yang sudah layak dan bagi Hamas bisa memasukkan bantuan. Itu sebabnya beberapa waktu lalu ada kesempatan untuk saling tukar tawanan,” terang Dr. M. Aji.
Wakil Dubes RI di KBRI Cairo, Mesir tahun 2019–2023 menambahkan bahwa pangkal pertama dari gencatan senjata yang terjadi bermula dari kekalahan Turki Ustsmani. Dimasa dulu Turki Utsmani sangat berjaya dengan menjalin hubungan berbagai negera, salah satunya Jerman.
“Konflik Palestina dan Israel adalah konflik panjang tentang perebutan wilayah, selain itu pola konsisten perang terbuka Palestina/arab dengan Israel maka akan memperluas negara Yahudi dan berakhirnya konflik ini dengan hasil Palestina mendapatkan hak-haknya secara utuh tampaknya merupakan sebuah kalkulasi yang sulit,” lugasnya.
Sementara itu, Ketua MUI Kota Salatiga, Dr. Agus Su’aidi dari sisi pandangan yang tercantum dalam Al-Qur’an bahwa bani Isroil dalam ayat Al-Qur’an ditulis lebih dari 40 kali. “Terdapat alasan yang masuk akal mengapa banyak disebutkan dalam Al-Qur’an. Salah satu pendapat yang masuk akal ialah bahwa kisah Bani Israil bisa dijadikan pembelajaran bagi umat Islam agar tidak berbuat kesalahan seperti yang telah kaum ini lakukan.”
Dr. Agus Su’aidi juga memaparkan seiring runtuhnya kerajaan Fir‘aun, negeri Syam, Mesir, dan sekitarnya yang dahulu dikuasai Fir‘aun kini diwarisi oleh Bani Israil. Yang dimaksud dengan bangunan-bangunan Fir‘aun yang dihancurkan Allah Swt. adalah bangunan-bangunan yang mereka dirikan dengan memperbudak Bani Israil, seperti kota Ramses, menara yang dibangun Haman atas perintah Fir‘aun.
“Palestina adalah tanah kelahiran para nabi, kelahiran Nabi Ismail yang merupakan leluhur Nabi Muhammad, dan Nabi Ishak yang merupakan leluhur Bani Israil. Yerusalem, kota penting di Palestina, menjadi kota suci tiga agama, Yahudi, Nasrani dan Islam; dan tempat Rasulullah mikraj,” jelas Ketua MUI Kota Salatiga.