Beragama secara Moderat untuk ciptakan Gen Z Unggul pada Pemilu Damai 2024

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) mengadakan Talk Show Nasional Kajian Wasathiyah Islam dengan tema “Praktik Moderasi Beragama di Tahun Politik”  bertempat di Auditorium Gedung K. H. Hasyim Asy’ari, Kampus III UIN Salatiga, pada Jum’at (08/12/2023). Hadir sebagai pembicara Dr. Mokhammad Mahmud, S Sos.I, M.Si. (Pusat moderasi dan beragama dan kajian kebhinekaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) dan Dr. Drs. H. Nur Syamsudin, M.A.  (FISIP UIN Walisongo Semarang) dan Achmad Mauludini, S.I.P., M.A. (KPU kabupaten Semarang) dan Dr. Supardi, S.Ag., M.A. (UIN Salatiga)

Dr. Supardi, S.Ag., M.A. merupakan Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan FUADAH UIN Salatiga. Dalam kesempatan ini, Supardi menyampaikan tema tentang : “Beragama secara Moderat ciptakan Pemilu Damai.“ Dalam talkshow ini supardi menyampaikan “Menjadikan agama sebagai nilai etis dalam politik , bukan mempermainkan agama untuk kepentingan politik, Agama mengajarkan kejujuran maka pemilu harus transparan. Agama mengajarkan amanah maka politik harus memiliki daya akuntabilitas dan penuh tanggungjawab.”

Supardi juga menjelaskan perbedaan moderasi beragama dengan moderasi agama. Perbedaannya adalah moderasi beragama lebih ke cara pandang, perilaku dan sikap kita yang harus moderat sedangkan moderasi agama lebih ke agama dan ajaran keagamaan yang sudah moderat, damai, serta mengedepankan toleransi, bukan yang bersifat tertutup dan eksklusif. Supardi menekankan kembali bahwasanya tidak ada istilah memoderasikan islam.

Pada kegiatan talkshow yang diselenggarakan LP2M UIN Salatiga juga mendatangkan 3 pakar dibidanganya. Pada kesempatan ini Dr. Mokhammad Mahmud, S Sos.I., M. Si. Dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta juga senada dengan Supardi, “Kita bisa bermoderasi dalam segala bidang, terutama bermoderasi berpolitik. Kemudian pembahasan kali ini lebih memprioritaskan mahasiswa dan generasi z, karena yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa. Islam itu potensial. Kita tidak mengamalkan islam sebelum kita berislam, kalau kita sudah mengamalkan keislaman, kemudian maqomat, maka kita disebut dengan mukmin ; orang yang sudah mengamalkan keislamannya, keimanannya, berahklakul karimah, beruswatun hasanah, dan berbuat baik kepada manusia.  Tapi kita semua tidak bisa dengan tanpa mengamalkan sifat Rosulullah SAW yaitu Shiddiq, Amanah, Tabligh, Fathonah, dan prinsip inilah yang menjadi ruh dari bermoderasi beragama”

Narasumber ketiga adalah Drs. H. Nur Syamsudin, M.A, (UIN Walisongo Semarang). Nur Syamsudin mengatakan : “Urgensi dari moderasi beragama, mengajarkan kita bagaimana berfikir islam yang moderat serta memberitahu kita ancaman dan kegagalannya, kegagalan dalam mendialogkan pemahaman agama dengan realitas sosial di indonesia yang multikultura, plural, beragam merupakan akar dari konflik- konflik sosial berlatarbelakang agama. Moderasi beragama termasuk dalam demokrasi kita, Inti dari moderasi beragama adalah islam wasathiyah, dan moderasi beragama mencegah radikalisme, polarisasi politik, dan mencegah interaksi intoleransi generasi Z”.

Narasumber keempat Achmad Mauludini, S,I,P., M.A. Selaku KPU kabupaten Semarang. Achmad menjelaskan tentang Pemilu 2024, sebagai Sarana Integrasi Bangsa, “Prinsip Pemilu yaitu Mandiri, Jujur, Adil, Berkepastian hukum, Tertib, Terbuka, Proporsional, Profesional, Akuntabel, Efektif, dan Efisien” ujar bapak Achmad Mauludini   

 Untuk menjadi Pemilih PKPU telah mengaturnya di dalam PKPU No. 7 Tahun 2022, syaratnya adalah

1.Usia 17 atau lebih pada hari pemungutan suara atau sudah/pernah kawin.

2.Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai hukum tetap.

3.Berdomisili di daerah pemilihan yang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk elektronik.

4.Tidak sedang menjadi anggota TNI atau POLRI.

Sedangkan Prinsip Penyelenggaraan Pemilu ada 11 butir penting  yakni Mandiri, Jujur, Adil, Berkepastian Hukum, Tertib, Terbuka, Proporsional, Profesional, Akuntabel, Efektif, dan efisien.

Kegiatan ini dihadiri juga oleh kepala LP2M UIN Salatiga Hammam, M.Pd.Ph.D  menerima kenang-kenagan dari KPU membuktikan civitas akademika UIN Salatiga Siap memilih untuk Indonesia 2024 dan seterusnya.